Jumat, 19 Februari 2016

Syahadat Para Rasul

Syahadat Para Rasul

Syahadat Para Rasul dikenal dengan sebutan Credo atau Aku Percaya adalah syahadat iman yang memuat pokok-pokok iman kepercayaan Kristen. Syahadat iman ini tidak disabdakan langsung oleh Yesus Kristus kepada kedua belas rasulNya. Juga tidak kita temukan sebagai satu kesatuan di dalam Al kitab, walaupun semua fahamnya berakar dan didasarkan dalam Alkitab. Syahadat iman ini dirumuskan oleh Gereja lewat para pemimpinnya (abad I-V). Dalam abad II, sudah ada Syahadat Para Rasul, yang kita kenal dengan Syahadat Singkat. Syahadat para rasul ini sering kita ucapkan dalam perayaan Ekaristi pada hari Minggu/hari Raya dan dalam doa Rosario.

Di samping itu kita kenal juga Syahadat Panjang. Syahadat Panjang ini resminya disebut Syahadat Niceani. Sejarah singkat terjadinya Syahadat Niceani sebagai berikut:

Pada waktu wafat, Yesus tidak meninggalkan satu dokumen pun yang dapat dijadikan pegangan bagi para rasul. Tetapi Yesus tidak membiarkan para rasul bingung. Ia mengutus Roh Kudus (Kis, 2:1-13). Roh Kudus inilah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada para rasul dan mengingatkan mereka semua apa yang telah Yesus katakan kepada mereka (Yoh. 14:26). Dengan daya kekuatan Roh Kudus inilah para rasul berani mewartakan Kristus, sehingga jumlah oang yang dibaptis semakin banyak (Kis 2:41-47; 6:7).

Tetapi sesudah para rasul wafat, di antara orang-orang Kristen ada beberapa orang yang mempunyai pandangan sendiri-sendiri, yang berbeda, bahkan ada yang bertentangan, tentang Yesus Kristus dan Roh Kudus, sehingga diperlukan satu ajaran yang ortodoks dan resmi. Ajaran-ajaran sesat mulai muncul dan berkembang dengan pesat sesudah Kaisar Konstantinus membolehkan orang Kristen beribadat dengan bebas, tanpa ancaman masuk penjara dan dibunuh (Edict Milan, tahun 313).

Ajaran sesat (bidaah) yang muncul pada awal abad IV adalah ajaran dari Arius, seorang imam Aleksandria yang lahir tahun 280. Ia mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Allah sejati. Ia menyangkal keilahian Yesus. Untuk melawan ajaran sesat ini, diadakanlah Konsili Ekumenis yang pertama, yaitu Konsili Nicea pada tahun 325. Konsili ini dihadiri 318 orang bapa konsili, yaitu tokoh-tokoh Gereja dan pemerintahan yang diundang menghadiri sidang itu.

Dalam konsili itu, Eusebius dari Kaesarea, seorang sejarawan, menganjurkan dipakainya syahadat iman dari gerejanya di Kaisarea. Syahadat iman ini dikenal dengan nama Syahadat dari Kaesarea.

Syahadat Eusebius ini memang ortodoks, sesuai dengan ajaran Gereja yang benar. Tetapi syahadat ini tidak secara eksplisit melawan bidaah Arianisme (ajaran Arius). Oleh karena itu, konsili memakai syahadat ini sebagai dasar pembicaraan saja, lalu mengusulkan rumusan perbaikan, dengan penambahan-penambahan pada Syahadat dari Kaesarea. Konsili menetapkan bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah, bertentangan dengan ajaran Arius yang mengajarkan seakan-akan Yesus bukan Allah. Keputusan konsili ini tampak dalam rumusannya tentang Yesus Kristus.

Syahadat perbaikan ini disebut Syahadat dari Nicea. Syahadat ini belum final. Soal rumusan iman masih dibahas lagi dalam konsili Konstantinopel, tahun 381. Konsili ini melawan ajaran sesat dari Macedonius, yang menyangkal keilahian Roh Kudus, sehingga rumusan iman tentang keilahian Roh Kudus mendapat perhatian khusus dalam sidang di Konstantinopel. Konsili ini dihadiri oleh 150 orang bapa konsili.

Sesudah itu, berkembang pula ajaran sesat dari Nestorius (Uskup Konstantinopel). Ia mengajarkan bahwa Yesus itu mempunyai 2 kodrat dan 2 pribadi, yaitu Allah dan manusia. Paham ini ditentang oleh Cyrillus  (Uskup Aleksandria). Cyrillus mengatakan bahwa benar Yesus mempunyai 2 kodrat, tetapi pribadinya hanya satu. Perselisihan ini diselesaikan dalam Konsili Efesus, tahun 431. Konsili mengutuk ajaran Nestorius dan membenarkan ajaran Cyrillus. Konsili menekankan kesatuan pribadi Yesus. Konsili juga menyetujui apa yang telah dirumuskan dalam konsili-konsili sebelumnya.

Agaknya ajaran sesat belum berakhir. Polemik masih terjadi untuk menetapkan mana ajaran yang benar. Eutyches muncul dengan ajarannya bahwa kedua kodrat Yesus itu Allah dan manusia tercampur dan tak terbedakan. Untuk melawan ajaran Eutyches yang sesat ini diadakanlah Konsili Kalcedon, tahun 451. Konsili mengambil keputusan tegas untuk menyingkirkan  semua ajaran sesat dan menegaskan kembali iman yang benar yang talah diputuskan dalam Konsili Nicea, Konstantinopel dan Efesus. Melawan Eutyches, konsili menegaskan bahwa kodrat ke-Allah-an dan kemanusiaan Yesus tetap terbedakan. Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Dalam konsili Kalcedon inilah secara resmi disahkan syahadat iman, yang terkenal dengan nama Syahadat Niceani. Disebut syahadat niceani karena rumusan iman itu pertama kali diusulkan dan dibicarakan dalam konsili Nicea dan rumusan dalam konsili-konsili berikutnya hanya mengembangkan apa yang telah diputuskan oleh bapa-bapa konsili di Nicea. Rumusan syahadat Niceani ini tak berbeda dengan rumusan yang telah diputuskan dalam konsili Konstantinopel. Oleh karena itu ada juga orang menyebutnya dengan Syahadat Konstantinopel atau Syahadat Nicea-Konstantinopel. Kita kadang-kadang menyebutnya dengan Syahadat Panjang. Tapi nama yang resmi dikenal adalah Syahadat Niceani.

Syahadat Panjang itu sering kali kita ucapkan dalam perayaan Ekaristi pada hari Minggu/hari Raya. Tetapi yang paling sering kita hapal dalah Syahadat Singkat atau Syahadat Para Rasul, yang terdiri dari 12 ayat, yaitu:
Syahadat Singkat

Aku percaya akan Allah,
Bapa yang mahakuasa,
Pencipta langit dan bumi.

Dan akan Yesus Kristus,
Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita,

Yang dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria,

Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, wafat, dan dimakamkan,

Yang turun ke tempat penantian,
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati,

Yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa.

Dari situ Ia akan datang,
mengadili orang hidup dan mati.

Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus,
Pengampunan dosa,
Kebangkitan badan,
Kehidupan kekal.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar